Kamis, 08 Juni 2017
Tentang Industri Semen Dan Proses-Proses nya Jilid 1
19.51 | Diposting oleh
MEYLINA |
Edit Entri
Semen berasal
dari kata “cement” dalam bahasa asing atau Inggris yang berarti pengikat
atau perekat. Kata “cement” itu sendiri diambil dari kata latin “cementum”
yaitu nama yang diberikan kepada batu kapur yang serbuknya telah digunakan
sebagai bahan adukan (mortar) lebih dari 2000 tahun yang lalu di negara Italia.
Dalam perkembangannya, arti kata “cement” mengalami sedikit perubahan,
misalnya pada abad pertengahan semen diartikan sebagai segala macam bahan
pengikat/perekat seperti “rubber cement”, termasuk pula portland cement. Semen dapat diartikan
sebagai pengikat (bonding material)
yang digunakan bersama-sama batu kerikil, pasir, batu, dan lain-lain untuk
pembuatan bangunan gedung, saluran air, dan bangunan-bangunan lain. Semen juga merupakan suatu perekat (binders) hidrolis terhadap senyawa
anorganik, dan daya rekat semen akan timbul jika semen tersebut bereaksi dengan
air (Agus Yulianto, 1995).
DAN TAHUKAH KAMU???
Pada tahun 1910, pabrik semen pertama didirikan di Indonesia, yaitu di
Indarung yang kita kenal dengan SEMEN PADANG, menyusul kemudian waktu lahirlah pabrik-pabrik semen baru di indonesia dari Sabang sampai Marauke.
Pabrik Semen di Indonesia sampai sekarang sudah ada Puluhan Plant, diantaranya di Sumatera kita punya SEMEN ANDALAS, SEMEN PADANG, SEMEN BATURAJA. Di Pulau Jawa dari Ujung Selat Sunda Kita punya SEMEN BADAK, SEMEN HIPPO, SEMEN JAKARTA, SEMEN JAWA,SEMEN TIGA RODA, menuju ke Tengah sedikit kita punya SEMEN BIMA, SEMEN GRESIK,SEMEN HOLCIM, menuju ke Indonesia Timur kita punya SEMEN BOSOWA,SEMEN KUPANG dan SEMEN CONCH. Soooo, Buat kamu-kamu yang mau tertarik dengan industri persemenan dan berniat cari ilmu disini kamu bisa mengajukan Proposal Kerja praktik kamu di Pabrik-pabrik tersebut.
Jenis-jenis Semen
Di dalam
industri semen dikenal beberapa macam jenis semen yang dibedakan berdasarkan
perbedaan komposisi dan kegunaannya. Jenis-jenis semen tersebut adalah:
1. Semen Portland
Semen portland adalah semen yang dibuat
dari campuran limestone, clay, pasir silika dan pasir besi dengan
komposisi SM, AM, dan LSF tertentu.
Semen Portland digolongkan menjadi 5 tipe,
yaitu:
·
Tipe
I : Ordinary Portland Cement
Merupakan semen yang banyak
digunakan untuk konstruksi secara umum dan tidak memerlukan persyaratan –
persyaratan khusus. Semen ini merupakan jenis semen yang paling banyak
diproduksi.
·
Tipe
II : Modderate Heat Portland Cement
Merupakan semen yang banyak
digunakan untuk pemakaian yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas
hidrasi sedang. Semen jenis ini lebih banyak mengandung C3S dan
sedikit C3A bila dibandingkan semen tipe I, semen ini cocok untuk
konstruksi bendungan dan pondasi-pondasi raksasa.
·
Tipe
III: High Early Strength Portland Cement
Merupakan semen yang dalam
penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada fase permulaan setelah
terjadi proses pengikatan. Dibuat dengan bahan baku yang menggunakan rasio limestone-silica tinggi dan lebih halus daripada tipe I. Tipe ini mempunyai
proporsi C3S yang lebih tinggi sehingga pengerasannya lebih cepat. Semen
ini cocok untuk bangunan-bangunan besar dan konstruksi pada udara dingin.
·
Tipe
IV: Low Heat Portland Cement
Merupakan semen yang
penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat yang tinggi dan panas
hidrasi yang rendah. Semen ini mengandung C4AF dan C2S
tinggi dan menyebabkan C3S dan C3A rendah. Karena
penambahan Fe2O3 dapat mengurangi jumlah C3A.
Sehingga pada pengerasannya mengeluarkan panas hidrasi rendah dan pengembangan
kekuatan awal lambat. Digunakan pada bangunan beton besar dan tebal.
·
Tipe
V: Sulfat Resistance Portaland Cement
Merupakan semen yang
penggunaannya memerlukan ketahanan sulfat yang tinggi. Semen ini memiliki C3A
dan C4AF yang lebih rendah dibandingkan tipe lain. Memiliki sulfate resistant yang lebih baik
daripada keempat tipe sebelumnya. Sering digunakan untuk konstruksi bangunan di
daerah yang kandungan sulfatnya tinggi (Irianto, 1995).
Tabel 1. Komposisi kimia semen portland.
Komposisi (%)
|
Range
|
Tipe
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
||
SiO2
|
Min
|
-
|
20.0
|
-
|
-
|
-
|
Al2O3
|
Maks
|
-
|
6.0
|
-
|
-
|
-
|
Fe2O3
|
Maks
|
-
|
6.0
|
-
|
6.5
|
-
|
MgO
|
Maks
|
5.0
|
6.0
|
6.0
|
6.0
|
6.0
|
SO3
|
maks bila C3A<8%
|
2.5
|
3.0
|
3.5
|
2.3
|
2.3
|
SO3
|
maks bila C3A>8%
|
3.0
|
-
|
4.5
|
-
|
-
|
Hilang penyalaan
|
Maks
|
3.0
|
3.0
|
3.0
|
2.5
|
3.0
|
Residu tak
larut
|
Maks
|
0.75
|
0.75
|
0.75
|
0.75
|
0.75
|
C3S
|
Maks
|
-
|
-
|
-
|
35.0
|
-
|
C2S
|
Min
|
-
|
-
|
-
|
40.0
|
-
|
C3A
|
-
|
8.0
|
15.0
|
7.0
|
5.0
|
( Duda, H. W., 1985.)
2. Oil
Well Cement (OWC)
Semen ini memiliki komposisi tertentu yang
dapat menahan semburan minyak dari dalam bumi untuk jangka waktu tertentu pada
temperatur dan tekanan tertentu. Kandungan C3A dalam semen ini
diusahakan serendah mungkin. Digunakan pada saat pengeboran sumur minyak dimana
selubung baja yang dipasang di sumur ditahan dengan semen ini sehingga mencegah
runtuhnya lubang. Penyemenan dilakukan dengan memompa adukan semen dan air
dibawah tekanan tinggi antara selubung baja dengan dinding lubang. Selama
proses pemompaaan, adukan semen-air harus tetap cair. Oleh karena itu semen
yang mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran
sumur yang dalam.
3. Semen Alam (Natural Cement)
Semen yang dihasilkan dari proses
pembakaran limestone atau batu kapur
dan tanah liat pada suhu sintering.
Semen ini termasuk jenis hydroliclime. Semen
ini dapat dibuat dalam tungku putar atau tungku tegak dengan temperatur
pembakaran 850 – 1000oC.
4. Semen Putih (White Cement)
Semen putih merupakan semen dengan kadar
besi rendah (<0,1%). Untuk memproduksinya, pembakaran di kiln tidak menggunakan temperatur tinggi
dan harus menggunakan bahan bakar gas untuk menghindari abu hasil pembakaran
dan juga oksida dari mangan, agar warna semen tidak terpengaruh. Semen ini
mempunyai daya tahan lebih tinggi bila dibandingkaan dengan semen portland.
5. Semen Berwarna
Semen ini merupakan semen putih yang
diberi zat warna pada saat penggilingan akhir semen.
6. Hydrolic
lime Cement
Semen ini merupakan persenyawaan antara batu kapur dan oksida – oksida logam
yang ada di dalam tanah liat. Senyawa ini akan terhidrasi secara perlan-lahan,
tetapi bersifat hidrolis dan akan mengeras dalam air.
7. Semen Masonry
Semen jenis ini merupakan campuran semen
portland dan batu kapur yang telah dihaluskan, sehingga memberikan sifat
plastis yang tinggi. Kualitas semen ini lebih rendah dari semen tipe I dan
tidak cocok untuk bangunan bertingkat.
8. Semen Slag
Semen ini dibuat dengan menghaluskan
klinker semen portland bersama – sama dengan butiran slag dari blast furnace dan digiling secara cepat.
Semen ini mempunyai kekuatan awal rendah dan tahan terhadap air laut. Semen ini
biasanya dugunakan untuk konstruksi jembatan dan tangki penyimpanan air atau
bensin.
9. Semen Pozzolana
Semen ini dibuat dengan mencampurkan pozzolana dengan semen portland. Pozzolana adalah bahan yang mengandung
senyawa silikat yang berasal dari gunung berapi.
10. High
Alumina Cement
Semen ini mengandung alumina yang tinggi
dan merupakan hasil dari pembakaran batu kapur dengan bauksit. Sifat semen ini
adalah kecepatan pengerasan yang tinggi dan tidak tahan terhadap alkali (Irianto,
1995).
Tahapan Proses pembuatan semen, Next.....http://meymey-eng.blogspot.co.id/2017/06/tentang-industri-semen-dan-proses_8.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- MEYLINA
- Hallo, saat suka baca saya akan baca, bacaan mulai dari artikel internet,pamflet,buletin, sampai novel akan saya baca. Saat suka nonton saya akan nonton terusss sampai ngantuk mulai dari film-film barat, thai,jepang,india, korea apalagi dramanya ^_^. Hal-hal yang mudah, simple dan menyenangkan, saya paling suka itu ^_^.
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar